Rabu, 15 Juni 2011

Perkembangan Peserta Didik

A. Pengertian Perkembangan vs Pertumbuhan

Santrock Yussen (1992) mengatakan bahwa perkembangan merupakan pola perkembangan individu yang berawal pada masa konsepsi dan terus berlanjut sepanjang hayat dan bersifat involusi. Pendapat ini sangat tepat untuk menjelaskan pengertian perkembangan. Manusia berkembang tidak hanya dari masa kelahiran saja tetapi dari masa konsepsi manusia sudah mulai berkembang. Masa konsepsi mempunyai arti waktu dimana sel telur (ovum) bertemu sperma. Pada saat itu pula manusia berkembang hingga mempunyai bagian-bagian tubuh yang lengkap. Perkembangan manusia akan terus berlanjut sampai saat pengambilan ruh tiba. Semua makhluk Tuhan tidak akan tahu kapan perkembangan dalam dirinya itu terhenti. Menurut E.B Hurlock perkembangan bersifat kualitatif dan kuantitatif, artinya proses perkembangan ada yang dapat diukur dan adapula yang tidak dapat diukur. Misalnya perkembangan otak manusia tidak dapat kita lihat proses perkembangannya, yang kita lihat adalah gejala-gejalanya. Demikian pengertian dari perkembangan itu sendiri.
Selanjutnya pengertian pertumbuhan menurut Drs. H. M. Arifin, M.Ed, pertumbuhan merupakan suatu penambahan dalam ukuran bentuk, berat atau ukuran dimensif serta bagian-bagiannya. Dalam pengertian tersebut dapat kita ambil gagasan bahwa manusia dikatakan mengalami pertumbuhan jika dalam dirinya terjadi penambahan fisik, misalnya bertambah tingginya tubuh individu, penambahan berat badan dan ukuran bentuk dari bagian-bagian tubuh individu. Hal ini menandakan bahwa pertumbuhan bersifat kuantitatif.
Sekarang kita tahu perbedaan perkembangan dan pertumbuhan, dimana keduanya merupakan bentuk perubahan dalam diri individu. Dalam pengertian yang kita kemukakan di depan perkembangan manusia bersifat kualitatif. Intinya bahwa pengertian pertumbuhan dapat mencakup pengertian perkembangan, namun pengertian perkembangan tidak semuanya diartikan dalam petumbuhan.



B. Anak Sebagai Suatu Totalitas

Kata “Totalitas” berarti menyeluruh. Dalam hal ini dikatakan bahwa “anak sebagai totalitas” mempunyai arti anak adalah makhluk hidup yang merupakan satu kesatuan dari keseluruhan aspek yang terdapat dalam dirinya (menurut Prof. Dr. Conny R.S). Maksud dari pendapat tersebut adalah adanya hubungan erat dan keterkaitan antar seluruh aspek dalam diri seorang anak dimisalkan dalam kehidupan sehari-hari pada saat anak menangis maka nanti wajahnya akan berubah menjadi warna kemerah-merahan. Dari contoh tersebut telah terbukti ada saling keterkaitan antara aspek menangis dengan berubahnya raut wajah sang anak.
Hal ini membuktikan bahwa pendapat dari Prof. Dr. Conny R.S sesuai dalam mengartikan anak sebagai “totalitas”.

C. Perkembangan Sebagai Proses Holistik dari Aspek Biologis, Kognitif dan Psikososial.

Maksud dari proses holistik adalah suatu proses yang menyeluruh. Sehingga perkembangan sebagai proses holistik mempunyai arti bahwa tidak hanya aspek tertentu saja yang terlibat dalam perkembangan, namun keseluruhan aspek yang terjalin satu sama lain juga ikut dilibatkan.
Dalam buku yang dikarang oleh Santrock dan Yussen, 1992 dikatakan bahwa perkembangan dikeloompokkan dalam tiga domain yaitu proses biologis, kognitif dan psikososial. Ketiga proses ini memiliki keterkaitan satu sama lain. Dari katanya saja kita sudah bisa menebak arti dari masing-masing proses tersebut.
Ø Proses biologis mempunyai arti perubahan-perubahan yang terjadi dalam tubuh individu.
Ø Proses kognitif maksudnya adalah perubahan-perubahan yang terjadi pada kemampuan diri individu dalam berbagai aspek.
Ø Proses psikososial mencakup perubahan-perubahan dalam berbagai aspek yang berhubungan dengan orang lain.
Ketiga proses diatas mempunyai hubungan yang erat.. Misalnya seorang anak yang mempunyai penyakit Folio, ia sulit untuk berjalan, dan akhirnya ia merendahkan dirinya saat melihat teman-temannya bisa berlari. Dari contoh tersebut adanya keterkaitan antara proses biologis, kognitif dan psikososial. Pemberian motivasi anak pada usia dini sangat diperlukan sekali agar saat proses psikososialnya nanti tidak ada hal yang tidak kita inginkan dalam diri anak.

D. Kematangan vs Pengalaman dalam Perkembangan Anak

Inilah “kematangan dan pengalaman” berhubungan dengan perkembangan anak. Menurut Santrock dan Yussen, kematangan dapat diartikan urutan perubahan yang dialami individu yang teratur yang ditentukan oleh rancangan genetiknya. Dari pendapat tersebut dapat dikatakan kematangan itu merupakan pembawaan. Sedangkan pengalaman adalah sesuatu yang dilihat, dilakukan, dan dialami dalam lingkungan.
Sebagian pendapat dari para ahli mengemukakan bahwa pengalaman dalam suatu lingkungan sangat mempengaruhi perkembangan anak. Namun sebenarnya antara kematangan dan pengalaman, kedua-duanya mempunyai peran penting dalam perkembangan anak, tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Misalkan di sini adalah seorang anak yang sulit sekali untuk menangkap materi pelajaran di sekolah, maka cara penganalisiannya dengan kita mencari terlebih dahulu hal-hal yang menyebabkan otaknya sulit menangkap materi. Bila hal yang mempengaruhinya adalah faktor lingkungan anak, maka akan beda cara penyelesaian masalah ini dengan yang disebabkan oleh faktor generik (pembawaan).

E. Kontinuitas dan Diskontinuitas 

Kontinuitas dan diskontinuitas merupakan kata yang berlawanan arti. Kontinuitas berarti kesinambungan (continuity) sedangkan diskontinuitas berarti tidak kesinambungan (discontuinity). Dari kedua arti tersebut akan tergambar dalam pikiran kita pengertian kontinuitas dan diskontinuitas dalam perkembangan. Sebagian para ahli yang menekankan segi kesinambungan mempunyai arti bahwa perkembangan itu merupakan perubahan komulatif yang berlangsung secara bertahap dari masa konsepsi hingga meninggal dunia. Dimisalkan disini adalah seorang anak yang mulanya hanya bisa mengucapkan satu kata, dua kata dan seterusnya hingga ia bisa berbicara dengan baik dan pelafalan yang benar.
Sedangkan para ahli yang menekankan segi ketidaksinambungan (discontuinity) dalam perkembangan menganggap bahwa proses perkembangan individu melibatkan tahapan-tahapan yang berbeda. Misalkan disini adalah deskripsi tahap berpikir anak dari piaget - sensori motor, praoperasional, konkrit operasional, dan formal operasional. Contoh tersebut menggambarkan bagaimana perbedaan kualitatif (diskontinuitas) itu terjadi dalam proses perkembangan berpikir anak.

KESIMPULAN 

Perkembangan mempunyai arti suatu proses perubahan individu yang pelaksanaannya teratur berawal dari masa konsepsi dan berlangsung sampai akhir hayat. Sedangkan pertumbuhan merupakan proses perubahan individu secara fisik. Perkembangan dan pertumbuhan pada diri individu dapat diamati gejala-gejalanya. Dalam perkembangan peserta didik banyak berbagai proses yang saling terkait yaitu proses biologis, kognitif, psikososial. Ketiga proses ini tidak dapat terpisahkan satu sama lain. Pendapat-pendapat para ahli yang berbeda dalam hal pengertian istilah-istilah dalam perkembangan dan penjelasan materi menjadikan pembahasan tentang Hakikat Perkembangan Peserta Didik lebih luas materi dan penjelasannya